Rabu, 04 Februari 2009

Bookswim Rental Buku Online

Kesuksesan Netflix sebagai rental film online jelas tidak perlu diragukan lagi. Namun satu hal yang pasti, sebuah kesuksesan akan menginspirasi orang lain untuk mengerjakan hal yang serupa.

Hal ini juga yang terjadi pada BookSwim (www.bookswim.com), sebuah rental online yang menggunakan model bisnis serupa dengan Netflix, hanya berbeda komoditasnya saja. Jika Netflix merupakan rental film, maka BookSwim merupakan rental buku.


Ide awal untuk mendirikan BookSwim berawal ketika George Burke dan Shamoon Siddiqui sedang menghabiskan waktu dengan membaca buku di dalam café sebuah jaringan toko buku terkemuka. Saat di kasir, mereka ditanya apakah akan membayar kopi dan juga membeli buku yang sedang mereka baca? Mereka menjawab bahwa mereka tidak berniat membeli buku tersebut dan kemudian mengembalikan buku tersebut ke tempatnya semula.

Kemudian terlintas dalam benak mereka bahwa banyak orang melakukan hal ini, baik dengan terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Hal seperti ini seringkali dijumpai pada toko buku di berbagai lokasi, termasuk di Indonesia. Mengapa orang-orang tersebut tidak membaca di perpustakaan, tetapi malah di toko buku? Beberapa faktor yang berpengaruh adalah kelengkapan dan keterbaruan buku, daftar tunggu yang panjang untuk buku-buku populer, serta kondisi fisik buku yang seringkali kurang terawat. Berbekal dari pengalaman itu serta hasil pengamatan terhadap orang-orang lainnya, lahirlah ide untuk mendirikan BookSwim.

Soft-opening yang dimulai sejak Maret 2007 lalu berhasil mendapatkan respons positif dari masyarakat dan dua bulan kemudian BookSwim mulai beroperasi secara total. Dengan mengusung visinya yang singkat dan bermakna: RMSL – “Read More, Spend Less”, BookSwim berupaya memberikan alternatif bagi para penggemar buku untuk terus menyalurkan hobinya tapi dengan biaya yang jauh lebih hemat. Jika umumnya penggemar buku membaca 3 buku setiap bulannya dengan harga rata-rata $20 untuk buku bestseller, maka total pengeluaran mencapai $60 tiap bulannya! Dan setelah selesai dibaca, buku itu akan tergeletak pada rak dengan kemungkinan yang sangat kecil untuk dibaca ulang (seringkali disebut Book Clutter Syndrome).

Berbeda dengan rental buku (komik, novel, majalah, dsb.) yang banyak kita temui di Indonesia, perusahaan yang berlokasi di New Jersey ini mengenakan model iuran bulanan bagi anggotanya dengan 6 pilihan berbeda berdasarkan jumlah maksimum buku yang dapat dibawa dalam setiap peminjaman. Karenanya para anggota tidak perlu cemas akan denda keterlambatan. Hal ini pula yang menjadi salah satu daya tarik utama dari BookSwim. Dan sama seperti Netflix, BookSwim juga tidak membebani anggotanya dengan biaya pengiriman maupun pengembalian buku alias gratis.

BookSwim mengklaim telah memiliki lebih dari 200 ribu judul buku dalam koleksinya! Sebagian besar dari jumlah tersebut merupakan buku bekas yang masih dalam kondisi baik yang didapat dari Craiglist, Amazon Marketplace serta garage sales. Selain itu, BookSwim juga bekerjasama dengan Ingram untuk mendapatkan judul-judul terbaru.

Dengan usahanya yang kian berkembang, Burke dan Siddiqui menyadari bahwa buku masih tetap menjadi sumber pengetahuan yang utama disamping Internet. Namun pengetahuan tersebut harus dibayar mahal dengan semakin berkurangnya jumlah pohon yang ada karena merupakan bahan baku utama untuk kertas. Dengan semakin berkembangnya isu global warming, BookSwim berusaha untuk memposisikan dirinya sebagai perusahaan yang ramah lingkungan.

Di US sendiri, sekitar 20 juta pohon dipotong setiap tahunnya untuk usaha penerbitan dan percetakan. Karenanya BookSwim bekerjasama dengan EcoLibris, sebuah perusahaan yang berdedikasi untuk menanam pohon baru dengan tujuan mengimbangi penebangan pohon yang digunakan untuk industri percetakan & penerbitan buku. Untuk setiap gift-card yang terjual, BookSwim akan menanam satu pohon melalui EcoLibris.

Kedepannya, BookSwim menargetkan jumlah buku yang disewakan mencapai 1 juta buku hingga 2010 nanti. Bila itu tercapai, maka total uang yang berhasil dihemat oleh anggotanya akan berjumlah $22,070,000 dari harga jual yang ada.

Tidak ada komentar: